Senin, 12 September 2011

ambon rusuh lagi

Ibukota Maluku, Ambon, kembali dilanda bentrokan antar dua kelompok warga yang mengatasnamakan agama.
Sejauh ini tidak jelas apakah kerusuhan tersebut memakan korban tewas atau tidak. Beberapa media menyebutkan tiga orang tewas, sementara media lain menyebut hanya ada satu korban tewas. Pejabat setempat malah menyatakan tidak ada korban tewas. Korban luka diperkirakan puluhan orang.
Menurut kesaksian, korban tewas disebabkan tembakan peluru. Tidak jelas apakah itu peluru dari pihak keamanan atau perusuh.
Ambon tahun-tahun belakangan boleh dikatakan tenang. Perang bernuansa sektarian antara tahun 1999 sampai 2002 menewaskan 9000 orang.
Tukang ojek
Peristiwa keributan 11 September di kota Ambon bermula dari prosesi pemakaman seorang tukang ojek bernama Darmin Saiman. Massa yang mengantar terbakar amarah karena ada yang menyebut Darmin dibunuh. Kemarahan itu ditumpahkan dengan menyerang kelompok warga lain.
Penyebab kematian Darmin sendiri tidak jelas. Kepolisian Maluku menegaskan, ia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Namun desas-desus menyebut Darmin tewas dikeroyok kelompok warga lain. Darmin, menurut cerita warga, mengalami kecelakaan di kawasan Gunung Nona, Kudamati, sebuah wilayah -yang dikenal sebagai daerah- Nasrani. Ia kemudian dipukuli dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Tenang namun tegang
Menjelang malam situasi kota Ambon dikabarkan mulai tenang. Ratusan polisi anti huru-hara dari Sulawesi dikirim ke ibukota Maluku. Tank dan panser juga disiagakan.
Kendati mereda, suasana malam di kota Ambon tetap mencekam. Warga dari kedua kelompok masih berjaga-jaga. Kampung Waringin dilaporkan terbakar, sementara warga mulai mengungsi untuk mencari perlindungan.
Pejabat keamanan di pemerintah pusat Jakarta menyatakan akan bersikap keras terhadap pembuat onar di kota Ambon dan meminta agar masyarakat tidak percaya begitu saja atas kabar-kabar yang berkembang. Jakarta juga meminta agar perdamaian yang sudah berhasil dicapai tetap dijaga.