Senin, 04 Juli 2011

zainudin mz meninggal

In Memoriam KH Zainuddin MZ
Kiai Calon Presiden Itu Telah Tiada
Dai Sejuta Umat KH Zainuddin MZ meninggal dunia, Selasa (5/7/2011) pagi. Umat Islam Indonesia berduka.

Mantan ketua umum Partai Bintang Reformasi menghembuskan nafas terakhir pada pukul 10.00 WIB di RS Pusat Pertamina Jakarta..

KH Asnawi Mardani, salah satu sahabat Zainuddin MZ membenarkan kabar tersebut. "Betul, Kiai meninggal," ujarnya lirih kepada INILAH.COM.

Terlahir dengan nama Zainuddin Muhammad Zein lalu biasa dikenal sebagai KH Zainuddin MZ, lahir di Jakarta, 2 Maret 1951. Ia adalah seorang anak Betawi sekaligus pemuka agama Islam di Indonesia. Julukannya adalah Dai sejuta umat.

Anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli ini sejak kecil memang sudah tampak mahir berpidato. Udin - nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya.

'Kenakalan' berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma'arif, Jakarta. Di sekolah ini Udin belajar pidato dalam forum Ta'limul Muhadharah (belajar berpidato).

Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.

Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu umat, maka tak salah kalau pers menjulukinya 'Da'i SejutaUmat'. Suami Hj. Kholilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tapi juga ke beberapa negara Asia.

Sejak itu, da'i yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut 'Nada dan Da'wah.

Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka'bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da'i juga sebagai politikus.

Apa yang membuat KH Zainuddin M.Z. dulu bisa terangsang berpolitik?

"Karena saya penasaran mengapa partai berbasis Islam tidak memenangkan pemilu," katanya.

Ketika ia baru masuk, karena popularitasnya, ia dengan cepat bisa langsung menempati posisi salah satu ketua DPP.

Sebelum masuk DPP, suami dari Hj Kholilah ini sudah menjadi pengurus aktif PPP, yakni menjadi anggota Dewan Penasihat DPW DKI Jakarta. Lebih jauh lagi, berkat kelihaiannya mengomunikasikan ajaran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari (sejak Pemilu 1977) sudah memanfaatkannya sebagai vote-getter.

Bersama Raja Dangdut H Rhoma Irama, dia berkeliling berbagai wilayah mengampanyekan partai yang saat itu bergambar Ka’bah -sebelum berganti gambar bintang. Hasil yang diperoleh sangat signifikan dan mempengaruhi dominasi Golkar. Tak ayal, kondisi itu membuat penguasa Orde Baru waswas.

"Akibatnya, kita dapat teror. Saat itu ganas-ganasnya Golkar," tutur kelahiran 2 Maret 1951.


Keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.

Pada 20 Januari 2002 ia bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR hingga 2006.

Dengan ketokohan dan senioritasnya, Zainuddin tampil sebagai komandan PPP Reformasi yang sebagian besar diisi kalangan muda PPP. Tapi, dia menolak jika peran dominannya dinilai datang tiba-tiba. Sebab, katanya, dia bukan orang baru di PPP.

Almarhum meninggalkan empat anak, masing-masing Fikri Haikal MZ, Lutfi MZ, Kiki MZ, Zaki MZ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar